Apabila kita difitnah, dicaci maki apa dan orang menceritakan keburukan kita, anggaplah ini adalah ujian. Bersabarlah selagi boleh bersabar kerana kita mampu menghadapi semua tu sebab tu Allah bagi ujian sebab Allah syg kita.Sebenarnya, kita xperlu pon cari kesalahan orang dan buka aib seseorang tu, biarlah Allah sahaja yang tahu, sebab Allah dah tutup aib kita kenapa kita nak buka aib orang dan fitnah sana sini, kan bertambah2 dosa tu. Jadilah seorang tahu aib buruk seseorang dan menymbunyikannya xperlu beritahu kepada semua orang.Biar dia dengan Allah sahaja yang tahu.
Makin hari, makin banyak ujian yang aku lalui, aku hanya pekakkan telinga dan bersabar dan memaafkan mereka yang memfitnah dan memburuk ku. Disebalik kesabaran dan ujian yang ku tempuhi aku yakin pasti ada hikmah, pasti ada kemanisan disebalik apa yang terjadi, cuma perlu diam, sabar dan senyum :)
Allah berfirman dalam Surat Al Hujarat ayat 12 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Wahai orang yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya, janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka. Barangsiapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya. Siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya." (HR At-Tirmidzi).
Bahkan, Rasulullah SAW juga melarang seseorang untuk membuka aib dirinya sendiri kepada orang lain, sebagaimana sabdanya: "Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu – padahal Allah telah menutupnya- dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas dirinya." (HR Bukhori Muslim).
Sebaliknya, Rasulullah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang menutup aib saudara-saudara mereka, dengan menutup aib mereka di dunia dan akhirat, seperti dalam hadis sahih: "Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat." (HR Muslim)
Moga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua. amin
No comments:
Post a Comment